1. Bendera Resmi Olimpiade
Dibuat oleh Pierre de Coubertin pada tahun 1914, bendera Olimpiade
terdiri dari gambar lima cincin saling terkait pada latar belakang
putih.
Lima cincin yang saling berkait melambangkan lima benua besar dan
persahabatan yang diharapkan terjalin dari kompetisi internasional ini.
Warna cincin dari kiri ke kanan adalah biru, kuning, hitam, hijau, dan merah.
Warna-warna tersebut dipilih karena paling tidak salah satunya muncul di bendera setiap negara di dunia.
Bendera Olimpiade pertama kali digunakan selama olimpiade tahun 1920.
2. Motto Olimpiade
Pada tahun 1921, Pierre de Coubertin, perintis Olimpiade modern,
meminjam ungkapan Latin dari temannya, Pastor Henri Didon, untuk moto
Olimpiade: Citius, Altius, Fortius (lebih cepat, lebih tinggi, lebih
kuat).
3. Sumpah Olimpiade
Pierre de Coubertin menulis sumpah bagi atlet untuk dibaca pada setiap olimpiade.
Selama upacara pembukaan, salah satu atlet membacakan sumpah atas nama semua atlet.
Sumpah Olimpiade pertama kali dibaca pada olimpiade tahun 1920 oleh pemain anggar Belgia, Victor Boin.
Sumpah olimpiade berbunyi, “In the name of all competitors, I promise
that we shall take part in these Olympic Games, respecting and abiding
by the rules that govern them, in the true spirit of sportsmanship, for
the glory of sport and the honor of our teams.”
4. Kredo Olimpiade
Pierre de Coubertin mendapatkan ide untuk kredo olimpiade dari pidato
yang diberikan oleh Uskup Ethelbert Talbot pada olimpiade tahun 1908.
Kredo Olimpiade berbunyi: “Hal yang paling penting dalam olimpiade
bukan untuk menang, tapi untuk ambil bagian, seperti hal yang paling
penting dalam hidup bukanlah kemenangan namun perjuangan. Yang penting
adalah untuk tidak menaklukkan tetapi berjuang dengan baik. ”
5. Api Olimpiade
Api olimpiade merupakan praktik yang telah dilakukan sejak olimpiade kuno.
Di Olympia (Yunani), api dinyalakan oleh sinar matahari dan terus dinyalakan sampai penutupan olimpiade.
Pada olimpiade moderen, api pertama kali muncul tahun 1928 di Olimpiade Amsterdam.
Api dianggap melambangkan sejumlah hal, termasuk kemurnian dan upaya untuk mencapai kesempurnaan.
Pada tahun 1936, ketua panitia olimpiade, Carl Diem, menyarankan apa yang sekarang disebut perjalanan obor olimpiade.
Pada olimpiade moderen, api dinyalakan di situs kuno Olympia oleh
perempuan yang mengenakan jubah bergaya kuno menggunakan cermin lengkung
dan matahari.
Obor Olimpiade kemudian secara maraton diteruskan dari pelari ke pelari dari situs kuno Olympia ke stadion tuan rumah olimpiade.
Api kemudian dijaga terus menyala sampai pelaksanaan olimpiade berakhir.
6. Hymne Olimpiade
Hymne Olympiade dinyayikan saat Bendera Olimpiade dinaikkan. Hymne
disusun oleh Spyros Samaras dan syair diciptakan oleh Palamas Kostis.
Hymne Olympiade pertama kali dimainkan pada olimpiade tahun 1896 di
Athena, tetapi tidak dinyatakan sebagai hymne resmi oleh IOC sampai
tahun 1957.
7. Medali Emas dari Emas Asli
Medali emas olimpiade yang seluruhnya terbuat dari emas diberikan terakhir pada tahun 1912.
8. Spesifikasi Medali Olimpiade
Medali olimpiade dirancang khusus oleh kota tuan rumah penyelenggara.
masing-masing medali harus memiliki tebal setidaknya tiga milimeter dengan diameter 60 milimeter.
Medali perak harus terbuat dari perak 92,5 persen, sedangkan medali emas harus dilapisi emas enam gram.
9. Upacara Pembukaan Pertama
Upacara pembukaan pertama diadakan pada olimpiade tahun 1908 di London.
10. Urutan Konvoi Negara Peserta
Selama upacara pembukaan olimpiade, konvoi atlet selalu didahului
oleh tim Yunani, diikuti oleh semua tim lain dari negara lain dalam
urutan abjad (dalam bahasa negara tuan).
Tim tuan rumah selalu mendapatkan giliran terakhir.
11. Sebuah Kota, Bukan Negara
Ketika memilih lokasi untuk Olimpiade, IOC khusus memberikan kehormatan atau menunjuk pada sebuah kota, bukan negara.
12. Diplomat IOC
Untuk membuat IOC menjadi sebuah organisasi independen, para anggota
IOC tidak dianggap diplomat dari negara asal ke IOC, melainkan merupakan
diplomat dari IOC ke negara asal.
13.Olimpiade Handball.
Merupakan
cabang olahraga yang berkembang di Eropa mulai akhir abad ke-19, dan
melibatkan dua tim yang bertanding dengan masing-masing tim terdiri dari
tujuh orang. Seperti sepak bola, hanya saja tidak menggunakan kaki tapi
tangan. Pertama kali dilombakan di Olimpiade 1932 di Berlin. Prancis
adalah negara terakhir yang memeroleh medali emas pada cabang ini saat
Olimpiade 2008.